Kamis, 04 November 2010

SMPN 2 CIBEUREUM KEMBANGKAN SENI SINTREN

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cibeureum yang beralamat di Desa / Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan Jawa Barat saat ini terus menggali potensi seni tradisional sebagai salah satu kegiatan pengembangan diri / ekstrakurikuler sekolah. Setelah seni Degung dan seni Calung, kini dikembangkan salah satu seni tradisional yang memiliki unsur magik yang punya ciri khas berbahasa Jawa Cirebon, yakni seni Sintren.
Seni Sintren yang baru diperkenalkan para siswa saat pertemuam MKKS SMP Kab. Kuningan tanggal 31 Oktober 2010 lalu tersebut ternyata mendapat aplaus yang luar biasa dari penonton yang sebagian besar adalah Bapak Ibu Kepala SMP se Kabupaten Kuningan, termasuk Ibu Dra. Hj. Sri Sunarsih,M.Pd KASI SMP DISDIKPORA dan Bapak Dedi Supardi,M.Pd. KABID PENDAS DISDKPORA Kabupaten Kuningan yang hadir pada saat pertemuan tersebut.
Kepala SMP N 2 Cibeureum Subagio,M.Pd kepada penulis mengatakan, perkembangan kegiatan pengembangan diri / ekstrakurikuler seni tradisional di sekolah ini mendapat respon yang cukup positif, terbukti beberapa ekstra kulikuler seni yang sudah berjalan telah mendapat hati di masyarakat bahkan sering dipesan untuk mengisi acara-acara tertentu seperti Degung. Upacara Adat, dan Calung.
Kini sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 421 orang ini telah membuka salah satu ekstrakurikuler baru yakni Seni Tradisional Sintren. Sementara sebagai pelatih seni berunsur magik ini Ujet,S.Pd yang sejak masa SMA sering dijuluki anak Dalang Sintren.
"Saya mencoba memperkenalkan seni Sintren di sekolah ini berbekal pengetahuan Seni Sintren yang saya miliki, setelah mendapat persetujuan dari orang tua dan guru-guru seni, maka sekolah mulai melengkapi peralatan untuk Seni Sintren seperti alat musik dari bambu, buyung, kendi serta latihan vokal untuk menyanyikan lagu-lagu berbahasa Jawa yang merupakan syarat ketika aksi Sintren berlangsung." jelasnya.
Setelah melewati masa latihan dan merekrut siswa yang berminat masuk Seni Sintren. hasilnya tidak sia-sia, pentas pertama siswa saat pertemuam MKKS SMP Kab. Kuningan bulan Oktober 2010 lalu ternyata mendapatkan respon yang cukup bagus dari penonton termasuk para orang tua siswa yang hadir.
Dengan demikian salah satu eskul seni yang masih baru ini akan terus dikembangkan bahkan akan didaftarkan di Disbudpar Kabupaten Kuningan sebagai salah satu seni unik .milik SMP Negeri 2 Cibeureum yang tidak dimiliki sekolah lain.
Sementara itu Kepala SMP N 2 Cibeureum Subagio,M.Pd yang merupakan alumnus SMA Negeri 1 Cirebon ini lebih jauh mengungkapkan, dengan munculnya seni Sintren di SMP N 2 Cibeureum maka akan menambah daftar khazanah seni di Kuningan khususnya di lingkungan pendidikan dan berharap seni tradisional gagasannya ini akan lestari karena sejauh ini generasi muda lebih condong memilih seni modern seperti Band atau Organ Tunggal dan lainya.
"Untuk kreatifitas siswa dan melestarikan budaya yang sudah ada saya menganjurkan pada para siswa secara keseluruhan dari mulai berlatih musik, lagu yang harus dinyanyikan serta mencari anak yang pas untuk menjadi seorang Sintren," ungkapnya.
Untuk menjadi seorang sintren tidak sembarangan anak, yakni harus yang "masih perawan” jika tidak maka aksi Sintren akan menemui kegagalan, bahkan untuk pentas sendiri seorang yang akan jadi Sintren harus puasa selama tujuh hari.
Sementara itu ditambahkan salah satu pembina Seni di SMP Negeri 2 Cibeureum Kurnia Asih Lestari,S.Pd bahwa keberadaan ekstrakurikuler seni di sekolahnya benar-benar mendapat perhatian serius pihak sekolah terlebih dari kepala sekolah, sehingga para siswa bebas memilih eskul yang sesuai dengan minat dan bakat-nya. Sedangkan munculnya satu seni tradisional berupa Sintren menurutnya sudah mulai diminati siswa yang kini hampir mencapai 20 anak. Hal itu dibenarkan Pembantu Bidang Kesiswaan Toto, S.Pd dia berharap seni tradisional Sintren di sekolahnya juga bisa diterima masyarakat Kuningan dan siap pentas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar