Minggu, 17 Maret 2013
Inilah Hasil Kongres Luar Biasa PSSI Tanggal 17 Maret 2013
Hari ini, KLB PSSI sudah sukses dilaksanakan sesuai perintah FIFA. Di dalam surat FIFA dijelaskan bahwa KLB hanya membahas poin-poin yang tercantum di dalam MOU antara PSSI dan KPSI yang disepakati di Kuala Lumpur, Malaysia 7 Juni 2012.
Agenda tersebut yaitu, penyatuan liga, revisi statuta, pengembalian empat anggota Exco yang sebelumnya dipecat, dan peserta kongres adalah pemilih saat KLB PSSI pada Juli 2011.
Dua hal yang sudah dilakukan adalah pengembalian 4 anggota Exco dan Verifikasi Voters Solo.
PENYATUAN LIGA
Salah satu kesepakatan yang tercapai dalam Kongres Luar Biasa PSSI hari ini adalah tentang unifikasi liga. Dalam KLB PSSI di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (17/3/2013), ada dua konsep yang ditawarkan. Konsep pertama dari PT. LPIS yang diwakili Widjajanto, sementara yang kedua dari PT. Liga Indonesia yang diwakili Joko Driyono.
Setelah Widja dan Joko melakukan presentasi, pimpinan sidang Djohar Arifin Husin melakukan voting untuk memilih konsep penyatuan liga yang dipakai. Hasilnya hampir semua peserta kongres memilih konsep yang ditawarkan Joko.
Dalam konsep penyatuan liga yang ditawarkan PT. Liga Indonesia, ada beberapa poin penting yang bisa dicatat, antara lain sebagai berikut:
1. Unifikasi liga akan dimulai pada tahun 2014, sementara pada tahun 2013 Indonesian Super League (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL) masih akan berjalan sendiri-sendiri.
2. Peserta kasta teratas liga profesional pada tahun 2014 berasal dari 18 klub ISL dan empat klub IPL.
3. Pada tahun 2014 dan 2015 akan diberlakukan sistem dua promosi-empat degradasi, sehingga pada tahun 2016 hanya akan ada 18 klub peserta kasta teratas liga profesional. Mulai tahun 2016 dan seterusnya, akan diberlakukan sistem tiga promosi-tiga degradasi.
4. Nama liga tetap Indonesian Super League.
5. Pengelola liga tetap PT. Liga Indonesia.
6. Liga Super dan Divisi Utama adalah liga profesional, sementara divisi di bawahnya adalah liga amatir.
REVISI STATUTA
Ada beberapa pasal yang telah direvisi. Revisi statua dilakukan oleh tim yang terdiri dari tiga orang yaitu, Rudi Finantha dari PSSI dan Hinca Panjaitan serta Togar Manahan Nero dari KPSI.
"Kami mengirim draf revisi ke FIFA untuk dipelajari. Kemudian FIFA menyetujui. Kami menyampaikan itu untuk disetujui di kongres. Ada 4 hal komentar FIFA, itu terkait pengurangan penambahan," jelas Hinca Panjaitan di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (17/3/2013).
Beberapa pasal yang sempat dipaparkan di KLB PSSI terkait pasal mengenai delegasi di Kongres dan revisi mengenai komposisi anggota Komite Eksekutif.
Hinca Panjaitan menjelaskan, pasal mengenai delegasi di Kongres komposisinya untuk delegasi menjadi 108, yang menjadi catatan untuk direvisi dan disetujui FIFA, yaitu kalau peserta adalah klub peserta liga berjalan, ada penafsiran sulit. "Jadi, peserta adalah setelah kompetisi berakhir. Jadi tak ada tafsir lain," tuturnya.
Selain komposisi delegasi, yang paling mencolok adalah jumlah di dalam anggota Komite Eksekutif (Exco) yang ditetapkan dalam statuta. Kalau pada 2009 lalu anggota Exco hanya 11 orang, kini 15 orang akan duduk di atas kursi strategis kepengurusan PSSI.
"Kami menyarankan dan FIFA menyetujui. Pada statuta yang dibuat pada 2009 anggota hanya 11, kalau disetujui maka akan ada 15 anggota dengan komposisi satu Ketua Umum, dua Wakil Ketum, dan 12 lainnya anggota. Satu slot akan diberikan kepada wanita," ujarnya.
"Selain itu di dalam poin kedelapan yaitu seluruh keputusan kongres dan yudisial tidak boleh dibatalkan Ketua Umum. Untuk arbitrase, menurut catatan PSSI memang boleh membentuknya sendiri, namun kita bisa tunjuk CAS, itu rekomendasi FIFA. Maksudnya, bila tetap belum ada, kita bisa tunjuk CAS,".
Hinca Panjaitan kemudian menyarankan supaya penetapan dan berlakunya Statuta PSSI yang sudah direvisi itu ditetapkan pada KLB PSSI di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu 17 Maret 2013. Kemudian mendapat persetujuan dari peserta kongres setelah ditanyakan oleh Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin.
Selain itu, Kongres juga membuat keputusan penting sebagai akibat dari terlaksananya 4 agenda sesuai amanat FIFA tersebut, yaitu:
PEMBUBARAN KPSI
Kongres Luar Biasa PSSI juga secara resmi membubarkan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI).
Keputusan pembubaran KPSI adalah tindak lanjut dari kembalinya empat anggota Exco yang sempat dipecat (La Nyalla Mattalitti, Robertho Rouw, Tony Aprilani, dan Erwin Dwi Budiawan) ke tubuh PSSI. La Nyalla bahkan kini diangkat menjadi wakil ketua umum PSSI.
"Kepada masyarakat Indonesia, saya umumkan melalui media, bahwa federasi sepakbola di Indonesia hanya satu, PSSI. Tidak ada yang lain," tegas Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, di Hotel Borobudur, Minggu (17/3/2013).
Pernyataan Djohar diamini oleh La Nyalla.
"Dengan jiwa besar, saya menyatakan bahwa KPSI saya bubarkan. Dengan catatan, Komite Etik akan kita susun kembali di Rapat Exco, Komite Banding, Komite Wasit kita susun kembali di rapat Exco," kata La Nyalla.
Pembubaran KPSI ini kemudian diresmikan lewat penandatanganan kesepakatan bersama oleh Djohar dan La Nyalla, yang disaksikan secara langsung oleh Menpora Roy Suryo.
PENENTUAN PELAKSANAAN KONGRES BIASA
FIFA akhirnya memutuskan untuk menyetujui bahwa kongres biasa dapat dilakukan setelah penyelenggaraan Kongres Luar Biasa hari ini. Waktu dan pelaksanaanya diserahkan kepada Komite Eksekutif PSSI.
Dari sudut pandang perwakilan FIFA, Coustakis Koutsokoumnis, penentuan waktu dan tempat Kongres Biasa boleh saja. FIFA disebutnya menyetujui digelarnya kongres tersebut.
"Setelah mengamati apa yang terjadi sepanjang kongres, ada sentimen yang terjadi. Sentimen ini bisa diatasi di kongres yang akan datang. Terserah Anda yang memutuskan. Dari dua perubahan, sudah kami bicarakan kepada para Exco dan sudah disepakati," ujarnya.
KONGRES SUKSES, INDONESIA TERHINDAR SANKSI
Dalam KLB ini, perwakilan dari FIFA dan AFC datang meninjau jalannya sidang kongres. Mereka adalah Jeysing Muthiah dari AFC, serta Marco Leal dan Michael van Praag (Ketua Federasi Sepakbola Belanda). Laporan dari hasil KLB ini akan dilaporkan mereka untuk dibahas dalam rapat Exco FIFA, 20 Maret mendatang di Zurich, Swiss.
Ketum PSSI, Djohar Arifin mengatakan: "Mereka (FIFA) senang melihat hasil ini. Ini usaha dari Indonesia untuk tidak mendapatkan sanksi dan hukuman. Indonesia akan terbebas dari sanksi FIFA yang akan dibahas pada rapat Komite Eksekutif pada 20 Maret. Ini menggembirakan bagi bangsa ini," katanya.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Rita Subowo menyatakan Kongres Luar Biasa PSSI telah berjalan dengan lancar. Agenda yang dijadwalkan pun telah diselesaikan dengan baik.
Menurutnya, yang lebih baik lagi, Indonesia telah dibebaskan oleh sangsi FIFA. "Rombongan FIFA yang hadir mereka merasa sangat senang dan mereka menyatakan bahwa kita sudah tidak ada lagi kemungkinan disangksi karena telah melaksanakan keempat agenda (KLB)," kata Rita Subowo di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (17/3/2013).
DINAMIKA KONGRES
KLB PSSI juga diwarnai WO (walk out) enam anggota Exco dan Protes dari 18 pengurus provinsi (pengprov) PSSI.
Enam Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang meninggalkan ruangan Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Borobudur tersebut adalah Farid Rahman, Tuti Dau, Widodo Santoso, Bob hippy, Sihar Sitorus, dan Mawardi Nurdin.
Menurut Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman, dirinya dan lima anggota Exco meninggalkan ruang kongres dikarenakan agenda yang dibahas pada KLB PSSI sudah selesai dibahas. Yakni unifikasi liga dan revisi statuta.
Terkait pengprov yang melakukan protes itu adalah 18 caretaker pengprov yang merasa memiliki suara sah. Mereka berusaha masuk ke dalam ruangan kongres dan sempat bentrok dengan petugas keamanan di pintu masuk ruangan kongres.
Mereka juga berteriak-teriak, meminta pertanggungjawaban SK (Surat Keputusan) dari Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin.
tribunnews.com, detiksport.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar