Rabu, 30 Mei 2012

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran melalui Sistem Belajar Moving Class



SMPN 2 Cibeueum, (Cibeureum Kuningan), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi pada Lampiran Bab III Mengenai Beban Belajar menyebutkan bahwa ”Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Pada sistem kredit semester (SKS) diperlukan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik lebih aktif seperti sistem belajar kelas bergerak (moving class). Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang mencirikan kelas berkarakter mata pelajaran, dengan demikian peserta didik akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang telah ditentukan. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang dipelajarinya. Sekalipun sistem moving class lebih sesuai pada SKS namun tidak menutup kemungkinan dilaksanakn pada sistem paket. Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi guru/pendamping di kelas. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan pelajaran yang dipelajarinya. Dengan moving class, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju ruang kelas lain sesuai mata pelajaran yang dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi guru/pendamping, bukan sebaliknya. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi pelajaran terlebih dahulu. Keunggulan sistem ini adalah para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran. Dalam sistem moving class, ruang kelas didesain untuk mata pelajaran tertentu dan akan pindah ke ruang kelas lain setiap ganti pelajaran. Dengan demikian, ruang kelas akan difungsikan seperti laboratorium. Dengan moving class, siswa akan belajar bervariasi dari satu kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya. Sistem belajar moving class mempunyai banyak kelebihan baik bagi peserta didik maupun Guru. Bagi peserta didik, mereka lebih fokus pada materi pelajaran, suasana kelas menyenangkan, dan interaksi peserta didik dengan guru lebih intensif. Bagi Guru, mempermudah mengelola pembelajaran, lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas, guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas. Penyelenggaraan proses pembelajaran moving class bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan guru, meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari, meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat, dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran, serta meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Di era global ini setiap sekolah hendaknya selalu melakukan berbagai inovasi pembelajaran untuk mendasari dan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya dapat memberikan situasi dimana siswa dapat secara optimal mengembangkan kompetensi dirinya sesuai perkembangan umur dan intelektual masing-masing siswa. Situasi ini dapat terwujud jika guru diberikan keleluasaan mengelola kelas sesuai karakteristik mata pelajaran masing-masing, karakteristik siswa, dan keleluasaan melakukan penilaian sesuai perkembangan masing-masing siswa. Di dalam kelas guru harus melakukan berbagai inovasi dan kreatifitas pembelajaran, mengelola kelas, menata ruang, menata alat peraga, menata tempat duduk sesuai karakteristik mata pelajaran masing-masing dan sebagainya. Guru dapat melakukan kegiatan itu semua jika guru diberikan kewenangan mengelola kelas sesuai karakteristik mata pelajaran masing-masing. Jika guru telah mampu mengelola dan mengatur kelas sesuai mata pelajaran maka akan dapat memotivasi siswa dalam belajar, karena siswa tidak hanya belajar di kelas yang monoton, tetapi siswa akan selalu mengalami berbagai pengalaman belajar pada kelas-kelas yang selalu berubah sesuai karakteristik mata pelajaran.

SMP Negeri 2 Cibeureum, merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Baat  Indonesia. Di SMP ini  menggunakan system Moving Class yaitu setiap mata pelajaran mempunyai kelas/ruang sendiri. Inovasi internal di SMP Negei 2 Cibeueum mulai menapaki babak baru. Mulai semester ganjil 2012-2013 ini rencananya akan  menjalankan sistem belajar moving class akan direalisasikan. Pada tahap awal ruangan / kelas untuk pelaksanaan sistem belajar moving class yaitu kelas Matematika, kelas IPA, kelas Seni Budaya/ kelas Seni Degung, kelas Komputer, kelas Bahasa Inggris; untuk beberapa ruangan tersebut akan difasilitasi/dilengkapi dengan LCD projektor sehingga dalam pembelajaran guru Matematika/IPA bisa dilaksanakan dengan membawa Laptop ke ruangan, sehingga CD pembelajaran yang ada dapat digunakan sebaik-baiknya selain pembelajaan menggunakan power point. Selain itu khusunya untuk kelas Matematika akan dilengkapi dengan alat peraga model-model bentuk bangun ruang,  chart , rumus-umus , sehingga guru tidak direpotkan lagi membawa ke kelas karena sudah tesedia di ruangan/ kelas Matematika, selain itu khusus untuk kelas Komputer sekolah ini sudah memiliki 18 komputer jaringan terhubung dengan satu server, dan 11 komputer terpisah.
Salah satu usaha agar guru mampu melakukan tugas profesionalnya tersebut maka sekolah harus mengatur pembelajaran dengan sistem moving class. Dengan moving class, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju kelas lain sesuai mata pelajaran yang dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi guru, bukan sebaliknya. Keunggulan sistem ini adalah para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi terlebih dahulu. Kemampuan belajar setiap anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Anak-anak akan tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar yang didukung lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep yang jelas. Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bereksplorasi, mencipta, berpikir kreatif, dan mengembangkan kemampuan lain yang dimiliki siswa, sekolah perlu menerapkan berbagai model pembelajaran yang dikelola dengan sistem Moving Class.
                Pelaksanaan pembelajaran dengan system moving class tentunya membutuhkan dukungan sarana dan prasarana yang lebih dibanding dengan pembelajaran yang konvensional baik kebutuan ruang maupun peralatan pembelajaran yang bercirikan mata pelajaran. Dalam perencanaan, untuk memperlancar pelaksanaan moving class, membutuhkan sarana gedung yang dibutuhkan, misalnya : Ruang Matematika, Ruang IPA, Ruang Bahasa Inggris, Ruang Bahasa Indonesia, Ruang Bahasa Sunda, Ruang IPS, Ruang PKn, Ruang Agama Islam, Ruang Musik, Ruang Umum, Ruang Komputer, Ruang Seni Degung. Kebutuhan ruang ini biasanya sudah terpenuhi oleh sebagian besar sekolah karena tinggal memanfaatkan kelas-kelas yang sudah ada. Sedangkan kebutuhan peralatan pembelajaran sebagai isi gedung tersebut sesuai mata pelajaran masing-masing. Untuk memenuhi peralatan mata pelajaran pada tahap awal dibutuhkan informasi dari para guru mata pelajaran tentang hal-hal yang dibutuhkan.
Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi pendamping/guru di kelas. Konsep Moving Class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Dengan moving class, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju kelas lain sesuai mata pelajaran yang dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi pendamping/guru, bukan sebaliknya. Dengan Moving Class, siswa akan belajar bervariasi dari satu kelas ke kelas lain. Sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Keunggulan sistem ini adalah para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran.
Adapun tujuan penerapan moving class adalah:
1. Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual, auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya.
2. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata pelajaran
3. Melatih kemandirian, kerjasama, dan kepedulian sosial siswa. Karena dalam moving class mereka akan bertemu dengan siswa lain bahkan dari jenjang yang berbeda setiap ada perpindahan kelas atau pergantian mata pelajaran.
4. Merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa (multiple intelegent)
5. Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran;
a. Proses pembelajaran melalui Moving Class akan lebih bermakna karena setiap ruang/laboratorium mata pelajaran dilengkapi dengan perangkat-perangkat pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Jadi setiap siswa yang akan masuk suatu ruang/laboratorium mata pelajaran sudah dikondisikan pemikirannya pada mata pelajaran tersebut.
b. Pendampping mata pelajaran dapat mengkondisikan ruang/laboratoriumnya sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu oleh mata pelajaran lain.
6. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Waktu Pembelajaran Pendamping mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium mata pelajarannya, sehingga waktu pendamping mengajar tidak terganggu dengan hal-hal lain.
7. Meningkatkan Disiplin Siswa dan Pendamping
a. Pendamping akan dituntut datang tepat waktu, karena kunci setiap ruang/laboratorium dipegang oleh masing-masing Pendamping mata pelajaran.
b. Siswa ditekankan oleh setiap pendamping mata pelajaran untuk masuk tepat waktu pada pada saat pelajarannya.
8. Meningkatkan keterampilan pendamping dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari.
9. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran.
10. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Rabu, 23 Mei 2012

INFO PLPG RAYON 112 UNNES RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PLPG TIPE BLOK KAB. KUNINGAN

JADWAL PLPG TAHAP 4
GELOMBANG 1 : TANGGAL 12-21 JUNI 2012 DIKLAT TK/3
GELOMBANG 2 : TANGGAL  12-21 JUNI 2012 BALATRANS SD/3
GELOMBANG 3 : TANGGAL 17-26 JUNI 2012 PATEMON SD/6

JADWAL PLPG TAHAP 5
GELOMBANG 1 : TANGGAL 22 JUNI-1 JULI 2012
BALATRANS SD/3
BALATRANS (Balai Latihan Transmigrasi) Jl. Brigjend Sudiarto (Majapahit) No. 375 Telp. (024) 6720566
 • Dari Arah Barat : Turun terminal Mangkang/Krapyak naik Bus Kota (DAMRI/TransSemarang) Jurusan Pucang Gading, atau naik Taksi.
 • Dari Arah Timur : Turun terminal Terboyo naik Taksi.


GELOMBANG 2 : TANGGAL 27 JUNI-6 JULI 2012 PATEMON SD/6
Graha Wiyata Patemon Jl. Raya Patemon-Sekaran Gunungpati Semarang Tep. (024)8507900
 • Dari Arah Barat : Turun di terminal Mangkang/Krapyak naik Taksi via tol Banyumanik
 • Dari Arah Timur : Turun di terminal Terboyo naik Bus Kota (MINAS) jurusan Unnes atau naik Taksi via tol Banyumanik.


GELOMBANG 3 : TANGGAL 1 -10 JULI 2012
DIKLAT TK/3
Badan Diklat Provinsi Jl. Setiabudi No.201A Srondol Kulon Semarang Telp. (024)7473066
 • Dari Arah Barat : Turun di terminal Mangkang/Krapyak naik Taksi via tol Jatingaleh/Banyumanik.
 • Dari Arah Timur : Turun di terminal Terboyo naik Bus Kota (DAMRI atau yang lain) jurusan Banyumanik/Pudak Payung turun di Srondol, atau naik Taksi via tol Jatingaleh/Banyumanik.


GELOMBANG 4 : TANGGAL 2-11 JULI 2012
BALATRANS SD/3
BALATRANS (Balai Latihan Transmigrasi) Jl. Brigjend Sudiarto (Majapahit) No. 375 Telp. (024) 6720566
 • Dari Arah Barat : Turun terminal Mangkang/Krapyak naik Bus Kota (DAMRI/TransSemarang) Jurusan Pucang Gading, atau naik Taksi.
 • Dari Arah Timur : Turun terminal Terboyo naik Taksi.


JADWAL PLPG TAHAP 6
GELOMBANG 1 : TANGGAL 7-16 JULI 2012
PATEMON SD/6
Graha Wiyata Patemon Jl. Raya Patemon-Sekaran Gunungpati Semarang Tep. (024)8507900
 • Dari Arah Barat : Turun di terminal Mangkang/Krapyak naik Taksi via tol Banyumanik
 • Dari Arah Timur : Turun di terminal Terboyo naik Bus Kota (MINAS) jurusan Unnes atau naik Taksi via tol Banyumanik.


GELOMBANG 2 : TANGGAL 9-17 JULI 2012
GELOMBANG 3 : TANGGAL 11-20 JULI 2012
GELOMBANG 4 : TANGGAL 12-21 JULI 2012
GELOMBANG 5 : TANGGAL 16-25 JULI 2012
GELOMBANG 6 : TANGGAL 17-26 JULI 2012
PATEMON SD/6
Graha Wiyata Patemon Jl. Raya Patemon-Sekaran Gunungpati Semarang Tep. (024)8507900
 • Dari Arah Barat : Turun di terminal Mangkang/Krapyak naik Taksi via tol Banyumanik
 • Dari Arah Timur : Turun di terminal Terboyo naik Bus Kota (MINAS) jurusan Unnes atau naik Taksi via tol Banyumanik.


GELOMBANG 7 : TANGGAL 18 -27 JULI 2012
GELOMBANG 8 : TANGGAL 21-30 JULI 2012
DIKLAT SD/10
Badan Diklat Provinsi Jl. Setiabudi No.201A Srondol Kulon Semarang Telp. (024)7473066
 • Dari Arah Barat : Turun di terminal Mangkang/Krapyak naik Taksi via tol Jatingaleh/Banyumanik.
 • Dari Arah Timur : Turun di terminal Terboyo naik Bus Kota (DAMRI atau yang lain) jurusan Banyumanik/Pudak Payung turun di Srondol, atau naik Taksi via tol Jatingaleh/Banyumanik.

GELOMBANG 9 : TANGGAL 22-31 JULI 2012

JADWAL PLPG TAHAP 7
GELOMBANG 1 : TANGGAL 27 JULI-5 AGST 2012
PATEMON SD/6
Graha Wiyata Patemon Jl. Raya Patemon-Sekaran Gunungpati Semarang Tep. (024)8507900
 • Dari Arah Barat : Turun di terminal Mangkang/Krapyak naik Taksi via tol Banyumanik
 • Dari Arah Timur : Turun di terminal Terboyo naik Bus Kota (MINAS) jurusan Unnes atau naik Taksi via tol Banyumanik.


GELOMBANG 2 : TANGGAL 28 JULI-6 AGST 2012
GELOMBANG 3 : TANGGAL 31 JULI-9 AGST 2012
DIKLAT SD/10
Badan Diklat Provinsi Jl. Setiabudi No.201A Srondol Kulon Semarang Telp. (024)7473066
 • Dari Arah Barat : Turun di terminal Mangkang/Krapyak naik Taksi via tol Jatingaleh/Banyumanik.
 • Dari Arah Timur : Turun di terminal Terboyo naik Bus Kota (DAMRI atau yang lain) jurusan Banyumanik/Pudak Payung turun di Srondol, atau naik Taksi via tol Jatingaleh/Banyumanik.


GELOMBANG 4 : TANGGAL 1-10 AGST 2012
GELOMBANG 5 : TANGGAL 6-15 AGST 2012
PATEMON SD/6
Graha Wiyata Patemon Jl. Raya Patemon-Sekaran Gunungpati Semarang Tep. (024)8507900
 • Dari Arah Barat : Turun di terminal Mangkang/Krapyak naik Taksi via tol Banyumanik
 • Dari Arah Timur : Turun di terminal Terboyo naik Bus Kota (MINAS) jurusan Unnes atau naik Taksi via tol Banyumanik.


GELOMBANG 6 : TANGGAL 7-16 AGSTS 2012

JADWAL PLPG TAHAP 8 (TERAKHIR)
GELOMBANG 1 : TANGGAL 10-30 AGST 2012
GELOMBANG 2 : TANGGAL 11-31 AGST 2012
Daftar Nomor Telepon Penting : Sekrt. Pusat Panitia PLPG Unnes : (024) 8508079
Taksi New Atlas : (024) 717150
 Taksi Kosti : (024) 7613333
 Taksi Blue Bird : (024) 6701234
 Taksi Cipaganti/Puri Kencana : (024) 70300000
Taksi Pandu : (024) 6591234
 Taksi Satria : (024) 7462555
 Taksi Semarang City : (024) 6723772
SUMBER :
http://www.unnes.ac.id
http://tunaspendidikan.blogspot.com/2012/05/daftar-peserta-plpg-2012.html

RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

          SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
                             TAHUN 2012
              RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)
    DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
  KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
                                   2012

PENGANTAR
     Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan     Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

     Guru profesional dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik yang relevan dengan mata pelajaran     yang diampunya dan menguasai kompetensi sebagaimana dituntut oleh Undang-undang Guru dan Dosen. Pengakuan guru sebagai pendidik   profesional dibuktikan   dengan sertifikat   pendidik  yang      diperoleh melalui suatu proses sistematik yang disebut sertifikasi.

     Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu guru diharapkan dapat meningkatkan mutu  pendidikan pada satuan pendidikan formal secara berkelanjutan.Guru dalam jabatan yang telah memenuhi  persyaratan sertifikasi,  dapat  mengikuti sertifikasi  melalui:  (1) Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL), (2) Portofolio (PF), (3) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), atau (4) Pendidikan Profesi Guru     (PPG).   Untuk   sertifikasi   guru   dalam   jabatan   melalui   PPG diatur  dalam buku panduan    tersendiri.

     Untuk menjamin standardisasi mutu proses dan hasil PLPG, perlu disusun rambu-rambu      penyelenggaraan PLPG. Rambu-rambu PLPG ini digunakan sebagai pedoman dalam  penyelenggaraan       PLPG     oleh    rayon    LPTK      penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan tahun 2012.

A.   LATAR BELAKANG
Undang-undang   RI   Nomor   20   Tahun   2003   tentang   Sistem   Pendidikan   Nasional, Undang-undang   RI   Nomor   14   Tahun   2005   tentang   Guru   dan   Dosen,    Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru  menyatakan guru adalah pendidik professional. Guru yang dimaksud meliputi guru kelas, guru mata pelajaran,  guru  bimbingan   dan   konseling  atau  konselor,dan   guru   yang   diangkat
dalam jabatan  pengawas  satuan  pendidikan.   Guru   profesional   dipersyaratkan memiliki  kualifikasi  akademik yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai   kompetensi  sebagaimana dituntut   oleh   Undang- undang Guru dan Dosen.Pengakuan guru sebagai pendidik  profesional dibuktikan dengan  sertifikat   pendidik  yang   diperoleh   melalui   suatu   proses  sistematik  yang disebut sertifikasi.

Sertifikasi  bagi   guru   dalam   jabatan  sebagai  salah   satu  upaya   peningkatan   mutu guru   diharapkan   dapat   meningkatkan   mutu     pendidikan  pada   satuan   pendidikan formal    secara     berkelanjutan.Guru      dalam     jabatan    yang    telah  memenuhi persyaratan dapat  mengikuti sertifikasi melalui:(1) Pemberian Sertifikat  Pendidik secara Langsung (PSPL), (2) Portofolio (PF),(3) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG),    atau  (4)  Pendidikan    Profesi   Guru   (PPG).  Untuk    sertifikasi  guru  dalam jabatan    melalui   PPG   diatur  dalam   buku    panduan     tersendiri. 
B.   DASAR HUKUM
Sertifikasi   bagi   guru   dalam   jabatan   sebagai   upaya   meningkatkan  profesionalitas guru di Indonesia, diselenggarakan berdasarkan landasan hukum sebagai berikut.

1.   Undang-undang        RI  Nomor      20   Tahun    2003    tentang    Sistem    Pendidikan Nasional.
2.   Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3.   Peraturan   Pemerintah  RI  Nomor   19   Tahun   2005   tentang   Standar   Nasional      Pendidikan.
4.   Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
5.   Peraturan   Menteri    Pendidikan    Nasional    Nomor     16  Tahun    2005   tentang      Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
6.   Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan.

C.   TUJUAN
Pendidikan      dan  Latihan   Profesi   Guru    (PLPG)   bertujuan    untuk    meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi.

D.   PESERTA
Peserta    PLPG    adalah  guru    yang  telah   lulus Uji   Kompetensi     Awal   (UKA),   baik berasal   dari   guru   yang  bertugas   sebagai   guru   kelas,   guru   mata   pelajaran,   guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah, serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan . Peserta PLPG terdiri atas guru yang memilih (1)   PSPL   dengan   status   TMP,  (2)   pola   portofolio yang   bestatus   MPLPG,   atau  (3) tidak   lulus   verifikasi   berkas   portofolio,(4)   sertifikasi   pola   PLPG,   dan (5)   peserta PLPG luncuran 2011.  Data   peserta di atas di dasarkan pada data yang di upload
oleh AP2SG

Peserta yang memilih pola PLPG secara langsung  harus menyerahkan:(1)  Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP, (2) Fotokopi Ijazah S-1 atau D-IV, serta Ijazah S-2 dan atau   S-3 (bagi yang memiliki) dan disahkan oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan, (3)  Fotokopi    SK   pangkat/golongan        terakhir   yang   telah dilegalisasi oleh atasan langsung (bagi PNS), (4) Fotokopi SK pengangkatan sebagai guru sejak pertama menjadi guru sampai dengan SK terakhir yang disahkan oleh pejabat terkait, (5) Fotokopi SK mengajar dari Kepala Sekolah yang disahkan oleh atasan,    dan   (6)  Pasfoto    terbaru   berwarna      (enam    bulan   terakhir   dan   bukan polaroid)   ukuran   3x4   cm   sebanyak   4   lembar,   di   bagian   belakang   setiap   pasfoto ditulis identitas peserta (nama, nomor peserta, dan satminkal).

Peserta  yang dipanggil    untuk mengikuti PLPG   harus membawa  dokumen (kurikulum, buku, referensi, dan contoh RPP)yang relevan dengan bidangkeahlian masing-masing, dan   diharapkan membawa Laptop  untuk dipergunakan dalam workshop     pengembangan perangkat    pembelajaran.     Guru    BK   membawa  buku- buku   yang   berkaitan   dengan BK,   Peraturan  Menteri   Pendidikan   Nasional   Nomor 27   tahun   2008   tentang   Standar   Kualifikasi   Akademik   dan   Kompetensi  Konselor, program penyelenggaraan bimbingan dan konseling, contoh laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling, contoh instrument asesmen, dan contoh media serta pendukung penyelenggaraan       layanan BK. Peserta PLPG    yang   tidak   memenuhi panggilan   karena   alasan   yang  dapat   dipertanggungjawabkan  diberi   kesempatan untuk    mengikuti    PLPG    pada   panggilan    berikutnya   pada   tahun    berjalan   selama PLPG masih dilaksanakan.Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang    bisa    dipertanggungjawabkan  dianggap     mengundurkan diri. Apabila    sampai    akhir  masa    pelaksanaan  PLPG  peserta    masih   tidak  dapat memenuhi panggilan    karena   alasan   yang    dapat   dipertanggungjawabkan atau peserta yang  tidak  dapat    menyelesaikan       PLPG    dengan     alasan   yang    dapat dipertanggungjawabkan   diberi   kesempatan   untuk   mengikuti     PLPG  hanya    pada tahun berikutnya tanpa mengubah nomor peserta.

     E.    PENYELENGGARAAN
     Penyelenggaraan PLPG dilakukan berdasarkan proses baku sebagai berikut.

     1.    PLPG   dilaksanakan   oleh   LPTK   penyelenggara   sertifikasi   guru   dalam   jabatan    yang telah ditetapkan Pemerintah

     2.    PLPG dilaksanakan berbasis prodi. Untuk mata pelajaran tertentu di SMK yang        prodinya  tidak ada  di LPTK pelaksanaan PLPG-nya  dilakukan oleh LPTK yang  ditugasi  melalui    bekerjasama      dengan Perguruan Tinggi  Pendukung yang memiliki program studi relevan   dengan    bidang    studi/mata    pelajaran guru peserta PLPG.  Kerjasama tersebut dibuktikan dengan MoU dan pernyataan     kesediaan dari prodi terkait pada PT Pendukung.

     3.    PLPG diselenggarakan  selama 10 hari dan  bobot 90 Jam Pembelajaran (JP), dengan alokasi 46 JP teori dan 44 JP praktik. Satu JP setara dengan 50 menit.

    4.    Penentuan tempat pelaksanaan PLPG  harus memperhatikan  kelayakan (representative dan kondusif) untuk proses pembelajaran.

     5.    Rombongan belajar (rombel) PLPG diupayakan satu bidang keahlian/mata 1 pelajaran  .

     6.   Satu   rombel terdiri   atas  30  peserta, dan  satu   kelompok peer   teaching/peer  guidance      and  counseling/peer  supervising   terdiri  atas   10  peserta.    Dalam kondisi tertentu   jumlah      peserta     satu   rombel  atau   kelompok peer  teaching/peer guidance and counseling/peer supervising  dapat disesuaikan.

     7.   Apabila peserta PLPG jumlahnya lebih   dari   satu   rombel, maka  pembagian rombongan   belajar  harus   memperhatikanhasil  Uji   Kompetensi   Awal   (UKA).  Peserta dengan hasil UKA rendah dibuat satu rombel dan diusahakan terpisah dari rombel dengan peserta yang hasil UKA-nya sudah baik. Pengelompokkan peserta atas dasar hasil UKA ini juga berlaku ketika pembentukan kelompok peer teaching/peer guidance and counseling/peer supervising. Dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan (dari segi jumlah) rombel dapat dibentuk berdasarkan rumpun bidang studi/mata pelajaran.

8.   Satu kelompok peer teaching/peer guidance and counseling/peer supervising difasilitasi  oleh  dua   orang     instruktur   yang    memiliki   NIA    yang   relevan,   termasuk pada saat ujian.

9.   Pembelajaran dalam PLPG dilakukan dalam bentuk  workshop yang didahului      penyampaian materi penunjang workshop dengan menggunakan multi media     (teknologi    informasi)  dan    multi   metode    yang   berbasis  pada   pembelajaran      aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

10.  Strategi    pembelajaran/workshop harus memperhatikan hasil UKA yang dicapai peserta. Peserta dengan hasil UKA rendah harus mendapat perhatian  khusus, strategi  pembelajaran  yang   digunakan     harus   dapat    memotivasi  peserta  untuk meningkatkan kompetensinya. Bila   dianggap    perlu,   untuk      rombel/peserta dengan hasil UKA yang rendah jam pembelajaran materi B1 bisa   ditambah   dengan   mengambil  jam  pembelajaran   dari   materi   B2. Untuk  menambah   kekurangan   jam   pembelajaran   pada   materi   B2,   materi   tersebut dapat     diintegrasikan    pada    kekigiatan    workshop     pengemasan  perangkat  pembelajaran.  Penambahan jam   pembelajaran   materi   B1   tidak   boleh   lebih      dari 6 JP.

11.  Pada    akhir  PLPG  dilakukan uji  kompetensi  dengan    mengacu pada   rambu-rambu   pelaksanaan   PLPG.   Uji  kompetensi   meliputi   uji   tulis  dan   uji   kinerja  (ujian praktik).  Kualitas penyelenggaraan PLPG salah satunya akan tercermin dari prestasi yang dicapai peserta pada uji kompetensi.

F.   MATERI
Materi   PLPG   disusun   dengan   memperhatikan   empat   kompetensi   guru,   yaitu:   (1) pedagogik,      (2) profesional,  (3)  kepribadian,  dan (4)  sosial.   Standardisasi kompetensi      yang    dijabarkan    dalam     materi  PLPG dikembangkan oleh    LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,  Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, dan Permendiknas   No   32 Tahun 2008 tentang    Standar    Kualifikasi  Akdemik     dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.

Sumber   belajar   pada  PLPG   dapat   berupa   buku,   diktat,   atau   modul.Oleh   karena pembelajaran      dalam PLPG  menuntut      peserta    untuk   belajar secara    mandiri, sebaiknya     bahan   ajar  dikemas,    berbentuk    modul.   Suatu    modul   paling   tidak mencakup: tujuan pembelajaran (kompetensi yang ingin dicapai), paparan materi, latihan-latihan,   evaluasi,  kunci jawaban, dan  daftar   Pustaka.  Rambu-rambu materi PLPG dijabarkan dari struktur kurikulum PLPG yang terdapat pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 7.

G.   INSTRUKTUR
Rayon     LPTK   dapat   melaksanakan     PLPG    apabila  memiliki    prodi yang   relevan dengan mata pelajaran dan minimal memiliki 5 orang asesor/instruktur yang ber- NIA relevan.Asesor/instruktur PLPG tersebut  direkrut  dan   ditugaskan oleh Ketua Rayon LPTK Penyelenggara dengan syarat sebagai berikut.

1.  Warga     negara   Indonesia   yang   berstatus   sebagai   dosen   pada   Rayon    LPTK     Penyelenggara Sertifikasi, dosen pada perguruan tinggi pendukung (perguruan tinggi non-kependidikan), dan widyaiswara pada LPMP/P4TK di wilayah Rayon LPTK    Penyelenggara      Sertifikasi. Penugasan     dosen    dari  perguruan     tinggi     pendukung     hanya     diperbolehkan     pada   Rayon    LPTK  yang   ditugasi   untuk     mensertifikasi guru mata pelajaran tertentu yang tidak ada prodinya di LPTK.

2.  Memiliki   bidang   keahlian/mata   pelajaran   dan  NIA yang  relevan   dengan   mata    pelajarannya. Relevansi mata pelajaran dapat dilihat pada Lampiran 25.

3.  Sehat jasmani/rohani dan memiliki komitmen, kinerja yang baik, serta sanggup  melaksanakan tugas.

4.  Berpendidikan  minimal   S-2  dapat   S-1   dan   S-2  kependidikan;   atau   S-1     kependidikan     dan  S-2  nonkependidikan;   atau S-1  nonkependidikan  dan  S-2     kependidikan;  S-1   dan   S-2   nonkependidikan   yang   relevan   dan   memiliki   Akta Mengajar atau sertifikat Pekerti atau Applied Approach .

5.  Instruktur yang berstatus dosen harus merupakan dosen tetap yang  memiliki     pengalaman mengajar pada bidang relevan sekurang-kurangnya 10 tahun atau sudah memiliki jabatan fungsional Lektor.  Instruktur pelatihan guru BK, selain  memiliki     masa    kerja   minimal    10   tahun    dan   jabatan    fungsional    Lektor,     diutamakan yang memiliki pengalaman sebagai dosen pembimbing PPL BK dan     atau    melaksanakan  praktik   layanan    bimbingan     dan  konseling    di  sekolah.     Instruktur   yang   berasal   dari   LPMP/P4TK   harus   memiliki   pengalaman   menjadi     Widyaiswara  sekurang-kurangnya 10  tahun    dan    memiliki    latar  belakang     pendidikan yang relevan dengan bidang studi yang diampu.

6.  Instruktur     untuk   PLPG     guru    yang    diangkat  dalam    jabatan     pengawas     diutamakan      dosen    yang  memiliki    kompetensi     kepengawasan   rumpun    mata     pelajaran   yang   relevan   dan   sudah   memiliki  Nomor   Induk   Asesor   (NIA)  untuk     bidang kepengawasan.

H.   SKENARIO WORKSHOP
Padasaat workshop, setiap  kelas   (30  peserta) difasilitasi oleh minimal dua  orang instruktur/asesor  yang     memiliki   NIA  relevan.Skenario  workshop  adalah   sebagai berikut.

1. Untuk guru kelas dan guru mata pelajaran
   Pengembangan Perangkat Pembelajaran
    a.  Peserta difasilitasi instruktur melakukan orientasi dan diskusi model-model  silabus,   RPP,  lembar   kerja   siswa   (LKS),  rancangan  bahan   ajar,   media,   dan         perangkat penilaian.
    b.  Peserta memilih standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang akan   dikembangkan       menjadi perangkat pembelajaran. Setiap peserta minimal mengembangkan dua perangkat    pembelajaran,  masing-masing dari KD yang berbeda.
    c.  Peserta   didampingi   instruktur  mengembangkan   perangkat   pembelajaran,  yang terdiri atas:
        1)   Penggalan Silabus (SK, KD, materi  pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, dan sumber belajar)
        2) RPP sekurang-kurangnya  memuat:  perumusan  tujuan/   kompetensi, pemilihan dan   pengorganisasian  materi,   pemilihan sumber/media pembelajaran,   skenario   pembelajaran,   dan   penilaian  proses   dan   hasil  belajar.

        3)   Rancangan bahan  ajar (untuk   modul   paling   tidak  mencakup:  tujuan pembelajaran / kompetensi yang ingin dicapai, paparan materi, latihan-  latihan, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar Pustaka)
        4)   Media pembelajaran
        5)   LKS dan perangkat penilaian
    d.  Presentasi dan refleksi hasil workshop

   Catatan:  Workshop  perangkat   pembelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh.    Pengembangan       RPP,  bahan    ajar,  media   pembelajaran,     dan  perangkat    penilaian  merupakan   kesatuan   yang   tidak   terpisah,   didasarkan   pada   KD   yang    telah dipilih oleh peserta.    Dengan demikian, pada akhir workshop peserta telah    memiliki    minimal    dua   perangkat    pembelajaran     yang   akan   digunakan    dalam    peer teaching.

2. Bagi Guru BK
   a. Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling (PPBK)
       1)  Peserta     difasilitasi  instruktur  mengidentifikasi:     (a) karakteristik    dan            kebutuhan   konseli   yang   akan   diberi   layanan   bimbingan   dan   Konseling,   (b) kondisi sekolah (kekuatan dan kelemahan sekolah berkaitan dengan   personel     dan    ketersediaan     fasilitas),  (c) visi-misi  sekolah    dan    (d)  peraturan   dan   kebijakan   penyelenggaraan   bimbingan   dan   konseling   di  sekolah.
       2)  Peserta  difasilitasi  membuat  program   bimbingan   dan    konseling (tahunan      dan    semesteran)  di  sekolah, yang    sekurang-kurangnya    memuat:      (1)  rasional,  (2)  tujuan,   (3)  bidang,   (4)  strategi/teknik,   (5) personel, (6) jadwal kegiatan layanan, dan (7) pembiayaan.
       3)  Peserta   difasilitasi   instruktur   mengidentifikasi   program   bimbingan   dan  konseling     di  sekolahnya, kemudian memilih    aspek    layanan    untuk  dikembangkan        menjadi    dua   perangkat, yaitu  Rencana Pelaksanaan  Layanan Konseling Individual (RPLKI) dan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK) kelompok             atau  klasikal.
       4)  Peserta    membuat      Rencana    Pelaksanaan     Layanan    Konseling    Individual            (RPLKI)   yang   akan   dipraktikan   pada   saat peer   guidance   and   counseling,        sekurang-kurangnya         terdiri  atas:  (1)   identitas   konseli   (inisial),  (2)        permasalahan konseli, (3) tujuan,       (4) teknik dan langkah-langkahnya, (5)        evaluasi.   RPLKI    disusun   dimaksudkan      bagi  guru   BK  yang   memanggil        konseli     untuk    layanan     konseling.   Rencana      Pelaksanaan      Layanan        Bimbingan  kelompok   atau   klasikal   (RPLBK) yang   akan   dipraktikan   pada        saat    peer   guidance   and    counseling.   RPLBK    Kelompok    atau    Klasikal,        sekurang-kurangnya         terdiri  atas:   (1) rasional,    (2) bidang     layanan        (pribadi,    sosial,  belajar  atau karir),   (3)   Tujuan    Layanan,   (4)  fungsi        layanan,   (5)  materi   layanan    dan  sumbernya   (6)    metode,   (7)   Alat   dan        Media, (8) Evaluasi Layanan.

b. Pengembangan alat Evaluasi Layanan Bimbingan dan Konseling
   Peserta    difasilitasi   instruktrur   mengembangkan          alat   evaluasi    untuk    mengevaluasi Program, proses dan hasil penyelenggaraan  BK tahunan atau    semesteran      dan   mengevaluasi       proses   dan   hasil  pelaksanaan     layanan    berdasarkan RPLKI dan RPLBK yang dikembangkan dalam workshop.
1)      Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling tahunan/semesteran   
    Evaluasi    program  bimbingan     dan   konseling     tahunan/semesteran,  sekurang-kurangnya mengkaji aspek-aspek berikut:
       a)  Program dikembangkan   sesuai   dengan   karakteristik   dan   kebutuhan   konseli,    kondisi  dan   kebutuhan  sekolah,   teori  BK   dan   kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan BK,
       b)  Tujuan  dikembangkan secara    ideal  dan    realistis/faktual sesuai   dengan kondisi dan kemampuan sekolah,
       c)  Bidang     layanan  berkaitan  dengan    pengembangan pribadi,   sosial,  belajar dan karir,
       d)  Personel     BK   yang   ditempatkan     sesuai   dengan    kompetensi     yang    dipersyaratkan,
       e)  Strategi,   alat,  media   dan   sumber    yang   digunakan    sesuai   dengan  perkembangan saat ini,
       f)  Kejelasan sumber dan peruntukan pembiayaan,
       g)  Jadwal   pelaksanaan   layanan   BK   tidak   berbenturan   dengan   aktivitas   sekolah.
   2)  Evaluasi pelaksanaan Layanan berdasarkan RPLKI dan RPLBK
       Evaluasi    pelaksanaan    layanan yang  didasarkan    atas  RPLBK  kajiannya difokuskan pada   dua  aspek    pokok,    yaitu   proses    layanan    dan keberhasilan yang   diharapkan.    Masing-masing      aspek   tersebut   dikaji  melalui:
   a)  Proses Layanan berkaitan dengan nuansa dan interaksi antara Guru  BK—Konseli  dan   Konseli—Konseli, minat,aktivitas,  dan  tanggapan  konseli terhadap pelaksanaan layanan BK (baik terhadap penampilan  dan    gaya   konselor,   materi   atau  permasalahan     layanan,   langkah-langkah    layanan,   maupun     alat  dan  media    yang  digunakan    dalam  layanan)
    b)  Keberhasilan    layanan    berkaitan   dengan    ketercapaian  tujuan   yang telah   ditentukan    terutama    berkaitan   dengan    perubahan     perilaku  yang ditampilkan konseli.

c.  Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Program Bimbingan dan Konseling
   1)  Peserta     difasilitasi  instruktrur    mengidentifikasi     program     layanan  bimbingan dan konseling di sekolah tempat bertugas
   2)  Peserta mengidentifikasi kegiatan yang sudah dan belum dilaksanakan
   3)  Peserta    difasilitasi  instruktur  menganalisis  Program,    Proses,  dan   Hasil        termasuk   faktor-faktor   penghambat   dan   pendukung        penyelenggaraan   program layanan bimbingan dan konseling.
   4)  Peserta   difasilitasi   instruktur   membuat   laporan   layanan   bimbingan   dan        konseling   sekolah   yang   sekurang-kurangnya   memuat:   (1)   daftar   konseli        yang     dibimbingnya,      (2)  data     kebutuhan       perkembangan       serta        permasalahan       konseli,  (3) Program     BK  yang   disyahkan   sekolah;    (4)        pelaksanaan      layanan     bimbingan      dan    konseling     (Tahunan     atau Semesteran),    (5)   Keberhasilan,    Dukungan    dan   Hambatan,     (6)  Tindak        lanjut.
3. Bagi guru yang diangkat dalam jabatan Pengawas Satuan Pendidikan
    a. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
      Setiap   peserta    minimal    mengembangkan        satu  perangkat    pembelajaran        berdasarkan satu KD yang dipilih peserta(Penjelasannya   dapat dilihat pada        nomor 1)
    b. Rencana Kepengawasan Manajerial
       1)  Peserta     difasilitasi  instruktur   mengidentifikasi    masalah-masalah   manajerial yang ditemui di sekolah binaannya
       2) Peserta    memilih   masalah    yang   paling  banyak    ditemukan    di  sekolah  binaannya
       3) Peserta membuat rencana kepengawasan  manajerial yang dalam hal ini berupa rencana pengelolaan informasi untuk memecahkan masalah yang   terkait   dengan   manajemen   sekolah,  yang   sekurang-kurangnya   memuat :  masalah   yang   akan   dipecahkan,   tujuan  pemecahan  masalah,   indikator keberhasilan, teknik  pengumpulan masukan, skenario kegiatan  pengambilan keputusan, rumusan keputusan yang diambil.
       4) Peserta mempresentasikan rencana kepengawasan manajerialnya

    c.  Rencana Kepengawasan Akademik
      1)  Peserta    difasilitasi  instruktur  untuk  mengidentifikasi   sekolah-sekolah      binaannya     yang  memiliki   masalah  akademik,     misal:  tahun  lalu  tingkat      kelulusannya hanya 20%
      2)  Peserta memilih sekolah  binaan yang  masalah akademiknya dinilai perlu   segera diselesaikan.
      3)  Peserta    membuat      rencana   kepengawasan        akademik     yang   beruparencana pembinaan terhadap sekolah yang memiliki masalah akademik. Rencana     kepengawasan       akademik    ini sekurang-kurangnya       memuat :  aspek    kepengawasan,      tujuan   kepengawasan,      indikator  keberhasilan,  teknik   kepengawasan,   skenario   kegiatan    kepengawasan,   penilaian     dan           instrumen, dan rencana tindak lanjut.
      4)  Peserta mempresentasikan rencana kepengawasan akademik-nya
      d. Laporan Kepengawasan
        1)  Peserta difasilitasi instruktur untuk mengidentifikasi hasil kepengawasan  yang belum dilaporkan
        2)  Peserta memilih hasil kepengawasan yang akan dilaporkan
        3)  Peserta    membuat     laporan   kepengawasan       yang   sekurang-kurangnya  memuat:    aspek,    tujuan, pendekatan/metode,        hasil  dan  pembahasan,   simpulan, dan rekomendasi tindak lanjut.

  4.  Produk    workshop/praktik    dinilai  dengan    menggunakan      instrumen    sebagai
     berikut.
         1     Rancangan proposal penelitian PT/PTK                        
         2     Rancangan Proposal     PTBK                                
         3     Perencanaan Pembelajaran                                    
         4     Rancangan Program BK di Sekolah                            
         5     Rancangan Pelaksanaan Layanan Konseling Individual (RPLKI)
         6     Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan   Kelompok atau Klasikal (RPLBK)
         7     Rancangan Laporan Penyelenggaraan Program BK                
         8     Perencanaan Kepengawasan Manajerial                         
         9     Perencanaan Kepengawasan Akademik                           
        10     Laporan Pelaksanan Program Kepengawasan                     

  I.   UJI KOMPETENSI PADA AKHIR PLPG
Pada    akhir  PLPG  dilaksanakan    uji  kompetensi.Uji   kompetensi    ini bukan   sekedar mengevaluasi   hasil   belajar   peserta   selama   PLPG,   tetapi   lebih   kepada   pengukuran kompetensi   guru   sebagai   pendidik  profesional.Uji   kompetensi   ini  mencakup   ujian tulis   dan    ujian   kinerja.Ujian   tulis   bertujuan untuk  mengungkap   kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan ujian kinerja untuk mengungkap kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosialsecara holistik. Keempat kompetensi ini   juga   bisa   dinilai   selama   proses   pelatihan   berlangsung.   Ujian   kinerja   dilakukan
dalam bentuk praktik pembelajaran bagi guru atau praktik bimbingan dan konseling bagi   guru   BK,   atau   mengajar   &   praktik   supervisi   bagi   guru   yang   diangkat   dalam jabatan pengawas.Ujian kinerja untuk setiap peserta minimal dilaksanakan selama 1 JP.Rambu-rambu Uji Kompetensi disajikan pada Lampiran 9.

1. Uji Tulis

    a. Ujian   tulis   pada   akhir   PLPG   dilaksanakan   dengan   pengaturan   tempat   duduk  yang layak dan setiap 30 peserta diawasi oleh dua orang pengawas.
    b. Naskah  soal  ujian tulis  terstandar  secara   nasional  yang   pengembangannya        dikoordinasikan oleh KSG.
    c. Pelaksanaan   uji   tulis  harus   sesuai   denganrambu-rambu   uji  kompetensi  yang  disajikan pada Lampiran 9.

2. Ujian Praktik

   a.  Lama waktu setiap kali peserta tampil adalah 1 JP atau selama 50 menit.
   b.  Peserta    dalam      rombel   dibagi     menjadi     kelompok-kelompok  kecil,   setiap kelompok terdiri dari 10 peserta, selanjutnya setiap kelompok kecil melakukan    hal-hal berikut.

       1)  Guru kelas dan guru mata pelajaran
           Ujian praktik terpadu dengan kegiatan peer teaching. Setiap peserta tampil dua   kali,   dan   pada    tampilan    keduamerupakan ujian   praktik.Tampilan  pertama dan kedua untuk menilai kemampuan mengajar peserta
     a)  untuk 30 menit pertama, peserta melakukan praktik mengajar    dengan  menggunakan RPP yang disusun pada saat workshop
    b) pada 20 menit berikutnya peserta lain dan instruktur memberi masukan dan menilai dengan menggunakan IPPP-2 (Lampiran 18)

2)  Guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah

    Ujian   praktik  terpadu   dengan    kegiatan  peer   guidance    and   counseling.
    Setiap    peserta    tampil   dua    kali   dan   keduanya     merupakan       ujian     praktik. Tampilan   pertama melakukan konseling   individual   dan   tampilan     kedua   melakukan   bimbingan   kelompok   atau     bimbingan   klasikal   dengan     menggunakan RPLKI dan RPLBK yang dibuat pada workshop.

    Pelaksanaan ujian praktik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

   a)  Peserta  mengemukakan tujuan  dan mendemonstrasikan layanan bimbingan dan konseling selama 30 menit.
    b)  Peserta  menerima  masukan dari  peserta   lain  dan  instruktur   serta  mendapatkan       penilaian   dari  Instruktur   selama   20   menit,   dengan menggunakan format penilaian pada Lampiran 19 dan Lampiran 20.

3)  Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas

    Untuk    guru  yang   diangkat  dalam    jabatan  pengawas    satuan   pendidikan,     setiap peserta tampil dua kali, dan keduanya merupakan ujian praktik Ujian     praktik    dilakukan    dalam    bentuk   peer    supervising,    untuk    menilai:     kemampuan        mengajar,    kemampuan       kepengawasan      manajerial,     dan     kemampuan       kepengawasan        akademik     yang   dalam     hal  ini  berupa     kemampuan       membuat   rancangan   kepengawasan.   Secara   rinci,   skenario     kedua tampilan itu adalah sebagai berikut.

    a) Tampilan pertama, untuk menilai kemampuan mengajar peserta

       (1) untuk 30 menit pertama,peserta melakukan  praktik mengajar dengan  menggunakan  RPP     yang   disusun    pada    saat workshop

       (2) pada   20   menit   berikutnya   peserta   lain dan   instruktur memberi  masukan dan menilai dengan menggunakan IPPP-2 .
    b)  Tampilan keduauntuk menilai kemampuan  kepengawasan  manajerial        atau akademik peserta (pilih salah satu sesuai dengan minat peserta)
           (1)  Praktik    kepengawasan       manajerial    menggunakan        RKM    hasil   workshop

                (a) Pada 30    menit    pertama   peserta  yang    akan    tampil mengemukakan  masalah    yang   akan   dipecahkan,   dan  tujuan   pemecahan       masalah.   Kemudian      peserta   yang   tampil  (atau dinilai)  meminta  peserta   lainnya   untuk   memberi     masukan  tentang   cara   memecahkan   masalah.   Selanjutnya  peserta   yang    tampil   merangkum      semua    masukan    dan  menyampaikan   cara pemecahan masalah.
               (b) Pada    20  menit  terakhir  peserta  lain   dan  instruktur memberi masukan      dan  menilai  dengan    menggunakan      IPKM 
           (2)  Praktik  kemampuan       kepengawasan akademik  menggunakan    RKA  hasil workshop

          (a) Pada 30  puluh   menit   pertama    peserta   yang   akan   tampil, memberikan   rancangan       pembinaan       sekolahnya      dan menjelaskannya kepada peserta lainnya
         (b) Pada    20  menit   terakhir  peserta  lain  dan  instruktur  memberi  masukan dan menilai dengan menggunakan IPKA   Peserta   yang   tampil  juga  harus   mengumpulkan laporan   pelaksanaan  program kepengawasan  yang  dibuat saat workshop  PLPG  dan   akan  dinilai   oleh   instruktur   menggunakan IPLPPK  .  Pada   akhir  setiap  pertemuan  (1 JP x jumlah peserta dalam kelompok kecil) semua  peserta melaporkan hasil penilaiannya kepada asesor.

c.  Penguji pada  ujian  praktik harus    memiliki   NIA yang   relevan   dengan    mata     pelajarannnya.

d.  Ujian   praktik   mengajar    dinilai  dengan   Instrumen    Penilaian    Pelaksanaan     Pembelajaran atau IPPP-2

e.  Ujian   praktik  BK dinilai  dengan   instrumen   penilaian     konseling   individual dan    instrumen    penilaian bimbingan     kelompok     atau  klasikal.

f.  Khusus untuk guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, ujian praktik dinilai     dengan   cara   sebagai   berikut.   Untuk   tampilan   pertama   dinilai   dengan    IPPP-2     (Lampiran 18). Untuk tampilan kedua dinilai dengan IPKM atau     dinilai   dengan     IPKA   dan     laporan    pelaksanaan      program     kepengawasan dinilai dengan IPLPPK.

g.  Skor Ujian Praktik (SUP) guru mata pelajaran dan guru kelas, diambil dari skor     tampilan kedua.

h.  Skor   akhir   ujian   praktik   guru   bimbingan   dan   konseling  adalah   rata-rata   skor     tampilan pertama dan kedua.

i.  Skor Ujian  Praktik   (SUP) bagi    guru  yang  diangkat   dalam     jabatan   pengawas     merupakan    rata-rata antara    skor   praktik   dan    skor  laporan    pelaksanaan     program     kepengawasan,  sedangkan skor   praktik  untuk   guru   yang   diangkat     dalam     jabatan   pengawas     sama    dengan    skor   tampilan   pertama     dibagi  dua     ditambah skor tampilan kedua.

j.  Penentuan kelulusan   peserta   PLPG  dilakukan   secara   objektif   dan  didasarkan     pada rambu-rambu penilaian yang telah ditentukan.

k.  Peserta yang lulus   mendapat   sertifikat   pendidik,   sedangkan   yang   tidak   lulus     diberi kesempatan untuk mengikuti ujian ulang dua kali.

l.  Pelaksanaan  ujian   diatur  oleh   LPTK   Penyelenggara    Sertifikasi  Guru   Dalam     Jabatan dengan mengacu rambu-rambu ini.

m. Peserta yang belum lulus pada ujian ulang yang kedua diserahkan kembali ke dinas pendidikan kabupaten / kota untuk dibina lebih lanjut.
 
J.   UJIAN ULANG
Ujian ulang diperuntukkan bagi peserta sertifikasi yang belum mencapai batas nilai kelulusan.Ujian   ulang pada hakikatnya sama dengan uji kompetensi yaitu meliputi ujian tulis dan/atau ujian praktik.  Apabila peserta ujian ulang praktik untuk mata pelajaran tertentu jumlahnya sedikit, maka dapat    digabungkan dengan peserta dari mata pelajaran yang  serumpun. Setiap peserta   yang   tidak lulus uji kompetensi, diberi kesempatan 2 (dua) kali ujian ulang.Peserta yang tidak lulus   ujian  ulang  kedua   dikembalikan ke Dinas Pendidikan untuk dilakukan pembinaan. Ujian ulang diselesaikan pada   tahun berjalan dengan menggunakan soal uji kompetensi terstandar yang dikembangkan oleh KSG. Pelaksanaan ujian ulang mengikuti rambu-rambu pelaksanaan ujian PLPG seperti pada Lampiran 9.

K.   KETENTUAN LAIN
PSG Rayon LPTK membuat panduan teknis pelaksanaan PLPG untuk menjamin standarisasi   isi (materi),  proses, pengelolaan, penilaian, dan  lulusan. Untuk  itu, Rayon LPTK perlu mengadakan workshop untuk menghasilkan:

1.  Bahan ajar dalam PLPG yang sudah direvisi atau bahan ajar baru
2.  Lembar penilaian kinerja peserta selama proses workshop dalam PLPG
3.  Lembar penilaian produk workshop,misal bahan ajar, LKS, media pembelajaran yang akan digunakan   pada saat peer teaching,  peer guidance and counseling, atau peer supervising.